Tipe SUPERVISI
A.
Tipe
Inspeksi
Tipe seperti
ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model kepemimpinan yang otokratis,
mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain,bertindak sebagai
"Inspektur" yang bertugas mengawasi pekerjaan guru.
Supervisi ini
dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru dan
petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang diperintahkan serta
ditentukan oleh atasannya.
B.
Tipe
Laisses Faire
Tipe ini
kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi
secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire
para pendidik dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang
benar. Misalnya: guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik
pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran.
C.
Tipe
Coersive
Tipe ini
tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa
yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan
kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya.
Guru sama
sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi
ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat
awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar.
D.
Tipe
Training dan Guidance
Tipe ini
kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau Tipe ini diartikan sebagai memberikan
latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf
tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah.
Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan
bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan
dibimbing oleh atasannya.
E.
Tipe
Demokratis
Selain kepemimpinan
yang bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan kondisii dan situasi yang
khusus. Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin saja yang memegangnya,
tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota atau warga
sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.
Sumber:
paparan Kepengawasan Pendidikan oleh Dr. H. Soedjono, M.Si
Comments
Post a Comment