Kini TABLET akan Difungsikan Sebagai Buku Pelajaran

Buku merupakan kebutuhan yang tidak kalah pentingnya bagi para peserta didik. Pemerintah membuat kebijakan pengadaan buku-buku pelajaran peserta didik di suport pemerintah sangatlah membantu para peserta didik, khususnya yang dari menengah kebawah. Dana untuk pengadaan buku-buku pelajaran sangatlah besar.

Pelajar di berbagai negara sudah memanfaatkan tablet sebagai buku pelajaran mereka. Fasilitas ini akan segera dinikmati juga oleh pelajar Indonesia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan berencana menggunakan tablet sebagai alat bantu kegiatan belajar mengajar. Buku untuk menulis akan tetap menggunakan kertas, tablet hanya akan dipakai sebagai media penyimpan materi pelajaran.

Menyangkut aktivitas pembelajaran, lanjut Anies, ada lebih dari 50 juta anak bersekolah di seluruh Indonesia. Mereka diajar oleh lebih dari tiga juta guru. Menurut Anies, buku adalah alat ajar yang penting dalam kegiatan belajar mengajar, untuk itu pemerintah slalu berfikir dan memikirkan bagaimana agar kebutuhan peserta didik tercukupi, namun dengan dana yang lebih efisien dan pemanfaatannya lebih efektif.
"Salah satu tujuan dari penggunaan tablet yang dinamai E-Sabak ini adalah untuk menekan biaya. E-Sabak diadopsi dari media pembelajaran sabak yang dulu digunakan masyarakat untuk menghemat kertas," ujar Anies di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Rabu (7/1/2015).

Selain menghemat kertas, penggunaan E-Sabak juga dapat menjaga kualitas buku karena tidak dipengaruhi faktor lain seperti kertas, distribusi atau kerumitan logistik. E-Sabak juga dirancang untuk bersifat interaktif, misalnya dengan memberikan bahan-bahan kuis kepada guru-guru.

"Intinya adalah kalau kemarin medianya bebas ditentukan di hilir, sekarang di tablet jadi materinya lebih kaya," ujar Anies.

Selain rencana penggunaan tablet sebagai buku teks di sekolah, Kemendikbud juga membahas kerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan informasi (Kemenkominfo), Kementerian Pariwisata serta PT Telkom tentang layanan internet untuk daerah 3T dan layanan email untuk sekolah, guru dan siswa. Kerjasama antarkementerian ini penting mengingat Kemendikbud memiliki jaringan yang sangat luas, yaitu 208 ribu sekolah di Indonesia.

"Ada komunikasi untuk aktivitas pembelajaran, jaringan yang amat luas ini manfaatnya lebih besar. Ketimpangan akses pendidikan berkualitas bisa kita kurangi, sehingga sekolah yang di 3T ini bisa mendapatkan kualitas pengetahuan informasi yang sama dengan di kota besar," imbuh Anies.

Comments

Popular posts from this blog

Crita Legenda Asal-usule Desa Sugihrejo Gabus Pati

Asal-usulipun Desa SUNGGINGWARNO

Wayang RAMAYANA