Misteri Tumbanya Pohon Beringin Kraton Yogyakarta

Pohon beringin kembar yang berada di alun-alun Kraton Jogjakarta baik beringin kembar yang berada di kidul maupun di utara, memang tidak lepas dari berbagai mitos, legenda dan kepercayaan yang bersifat mistis. Dipercaya memiliki petuah atau petunjuk yang besar.
Siapa yang belum pernah mendengar kisah romantis dan mistis dibalik 2 pohon beringin yang menjadi icon alun-alun Jogja? Jika Anda orang asli Jogja pasti sudah sangat hafal dengan cerita ini. Tetapi ternyata tak semua mengetahui apa saja mitos yang mengiringi tumbuhnya pohon ini. 2 pohon beringin yang dikatakan berpasangan ini banyak dihubung-hubungkan dengan Sultan hamengku Buwono VI dan juga nyi roro kidul.
Beringin kembar tersebut sangat terkenal karena permainan Masangin. Apa itu “Masangin?”, berikut ceritanya.
Tradisi Masangin

Awal Mula Tradisi Masangin
Tradisi masangin yang sudah dilakukan sejak lama tidak tumbuh tanpa sebab musabab. Menurut legenda lama dari Jogja, tradisi tersebut diawali oleh permintaan putri Sultan Hamengku Buwono VI yang akan dinikahkan akan tetapi tidak begitu menyukai calon yang sudah dipilihkan oleh sang ayah. Maka dari itu sang putri memberi syarat jika pria tersebut bisa melewati ke dua pohon beringin dengan mata tertutup maka dia bersedia menikah. Ternyata syarat yang diberlakukan sang putri tidak bisa dilakukan oleh pria tersebut. Hingga akhirnya sultan memberikan maklumat bahwa siapa saja pria yang bisa melewati 2 pohon beringin tersebut berarti memiliki hati yang benar-benar tulus dan akan dinikahkan dengan sang putri. Entah sudah berapa banyak pria yang mencoba hingga pada akhirnya ada satu pria yang bisa menaklukan tantangan tersebut yakni putra pangeran dari prabu siliwangi.
Sebagai Penangkal Kerajaan

Pohon Beringin Sebagai Pertanda
Tak hanya sebagai penangkal bagi keamanan raja dan kerajaan. Pohon beringin yang berdiri kokoh ini juga dipercaya masyarakat sebagai pertanda akan adanya kejadian yang tidak menyenangkan. Tak main-main, kejadian tak menyenangkan tersebut bukan hanya terjadi di Jogja bahkan berskala nasional. Misalnya saja ketika beberapa puluh tahun yang lalu terjadi kebakaran di salah satu pohon beringin, selang 4 tahun kemudian Indonesia mengalami serangan mendadak G30SPKI. Dan juga pernah terjadi kejadian mengejutkan saat meninggalnya Sultan Hamengku Buwono IX dimana tiba-tiba salah satu pohon beringin roboh tanpa sebab. Hal ini tentunya menjadi kehawatiran tersendiri bagi masyarakat Jogja.
Pertanda yang diperlihatkan oleh pohon beringin tersebut tak berhenti di situ, sekitar pertengahan tahun 2014 kemarin salah satu pohon beringin mengalami kebakaran yang membuat warga sekitar geger. Memang ada sebagian yang merasa ada pertanda buruk yang akan terjadi. Tetapi jika ditarik kesimpulan secara logika pertanda buruknya adalah semakin berkurangnya kepedulian manusia terhadap lingkungan. Karena kebakaran yang terjadi kemungkinan besar disebabkan oleh orang yang teledor membuang puntung rokok sembarangan. Maka dari itu sangat memprihatinkan jika manusia sudah tidak lagi memiliki rasa ingin menjaga keindahan dan kenyamanan lingkungan.
Terlepas dari semua mitos dan kepercayaan masyarakat, ada banyak hal yang bisa kita ambil hikmah dari tradisi masangin dan keberadaan pohon beringin tersebut. Seperti misalnya kepercayaan siapa yang mampu melewati 2 pohon beringin itu artinya orang yang berhati suci, mungkin bisa di artikan siapa saja yang ingin melewati 2 pohon beringin tersebut dengan niat yang serius, fokus dan tidak memikirkan hal-hal yang aneh akan mampu melewatinya. Sedangkan siapa yang hanya asal-asalan dan tidak fokus otomatis akan gagal melewatinya. Maka dari itu, tak perlu terpengaruh dengan apa yang terjadi dengan 2 pohon tersebut. Kita harus tetap bisa berfikir positif akan misteri pohon beringin kembar di alun-alun yogyakarta.
Comments
Post a Comment